Kamis, 09 Mei 2013

Inkarussunnah



PEMBAHASAN
INKARusSUNNAH
A.    PENGERTIAN

Kata inkar sunnah berasal dari bahasa arab, yang terdiri dari dua katayaitu: Kata inkar yang bermakna “jahada”, yang artinya menyangkal, mengingkari, atau tidak mengakui. Sedangkan sunnah berarti segala sesuatu yang bersumber atau berasal dari RasulullahSAW.
Adapun inkarussunnah secara istilah yang dipakai dalam kajian hadist  ini adalah orang-orang atau gerakan dari kelompok-kelompok dari kalangan umat islam sendiri yang tidak mengakui atau menolak sunnah Rasulullah SAW. sebagai hukum atau sumber ajaran agama islam. Dengan kata lain, mereka hanya menjadikan alquran sebagai pegangan atau dalil dalam melakukan kegiatan keagamaan.
Menurut Imam al Syafi’i, pada hakekatnya mereka yang disebut sebagi penganut paham inkarussunnah ini terdiri atas 3 kelompok dengan 3 sikap yang berbeda, yaitu:
1.      Mereka yang menolak hadist-hadist Rasulullah SAW.secara keseluruhan, baik yang mutawatir maupun ahad, yang shahih, maupun yang tidak shahih.
2.      Mereka yang menolak hadist-hadist Rasulullah SAW.kecuali hadist-hadist yang mengandung ajaran yang ditemukan nashnya dalam alquran.
3.      Mereka yang menolak hadis Ahad dan hanya menerima hadis mutawatir saja.
Berdasarkan pengelompokan ini terlihat bahwa inkarussunnah bukan berarti hanya mengingkari sunnahsecara keseluruhan, tetapi juga sebagiannya. Kalau dilihat secara global, sebenarnya gerakan inkar sunnah hanya dua kelompok saja, yaitu kelompok yang mengingkari seluruh sunnah dan kelompok yang mengingkari sunnah Ahad dan menerima sunnah mutawatir. Karena antara kelompok pertama ingkar kepada sunnah dan hanya berpegang kepada alquran, dan kelompok kedua ingkar kepada sunnah kecuali sunnah yang ada pada kandungan nash alquran.
Sulit dibayangkan bagaimana sistem ibadah dan beramal bagi mereka yang menolak sunnah Rasul, karena menurut penjelasan sebelumnya sunnah berfungsi menjelaskan alquran, karena alquran berisi aturan (perintah dan larangan) yang masih global, dan membutuhkan penjelasan, keterangan dan rincian dari Rasulullah SAW.yang dinamakan hadist Nabi SAW.

B.     Sejarah, Argumentasi dan Bantahan Ulama
1.      Sejarah Munculnya Inkarussunnah
Mengenai akan munculnya kelompok inkarussunnah, Rasulullah pernah mengisyaratkan bahwa suatu saat akan muncul orang-orang yang merasa cukup berpegang kepada alquran saja.
Kapan dan dimana pertama kali inkarussunnah muncul tidak dapat diketahui dengan pasti. Menurut M.M Azhami, bahwa bibit munculnya paham inkarussunnah sudah ditemukan pada masa sahabat di daerah Iraq.
Pada masa Rasulullah masih hidup, fenomena inkarussunnah ini belum atau  boleh dikatakn tidak ada. Ketika itu, umat islam sepakat bahwa sunnah dijadikan dalil dalam ajaran islam setelah alquran. Tidak ada bukti sejarah yangdapat dipegangi telah muncul kelompok yang mengingkari sunnah sebagai ajaran islam. Begitu juga pada masa khulafa al Rasyidin (632 -663 ) sampai pada masa Bani Umayyah (661 -750 ). Dan pada masa Abbasyiah baru muncul segelintir dari umat yang menjadikan sunnah sebagai dalil dalam ajaran islam. Namun demikian, dari beberapa kalangan disebutkan bahwa embrio inkarussunnah tersebut sudah ada sejak masa sahabat.
Untuk mengetahui bagaimana kenyataan ini dapat diterima, perlu diperlukan argumentasi yang dapat menyatakan bahwa inkarussunnah sudah ada pada masa sahabat tersebut. Dalam kitab Al mustadrak, pernah dinukilkan sebuah perbincangan alot mengenai status keberadaan sunnah antara sahabat nabi, yang bernama Imran bin Husain (w. 52 H) dengan seorang laki-laki yang namanya tidak pernah disebutkan.
Kisah ini diturunkan oleh Hasan Basri ketika Imran bin Husain sedang mengajarkan hadits. Tiba-tiba muncul seorang laki-laki menolong pembicaraannya : “ wahai Abu Nujaid, tolonglah kami diberi pelajaran alquran saja! “ dari ilustrasinya tersebut, terlihat bahwa ia (laki-laki) tersebut enggan menerima penjelasan-penjelasan yang didasarkan pada sunnah atau hadits.
Mendengar pernyataan laki-laki tersebut, Imran bin Husain untuk tampil ke depan. Setelah itu ia bertanya : “Thahukah anda, seandainya anda dan kawan-kawan anda hanya memakai alquran saja, apakah anda menemukan dalam alquran bahwa shalat dzuhur itu empat rakaat, ashar empat rakaat dan shalat magrib tiga rakaat? Apabila anda hanya memakai alquran saja, dari mana anda tahu bahwa marwa tujuh kali?” mendengar pertanyaan tersebut, laki-laki tersebut berkomentar, “ anda telah menyadarkan saya, mudah-mudahan Allah selalu menyadarkan anda”. Akhirnya kata Hasan Basri, sebelum wafat laki-laki tersebut menjadi tokoh ahli fiqih.
Pada masa yang sangat dini sudah muncul gejala-gejal ketidakpedulian orang terhadap hadits. Dalam perkembangan selanjutnya, peristiwa ini menjadi cikal bakal terhadap munculnya sikap penolakan hadist sebagai dalil dalam ajaran islam, atau bisa disebut juga dengan inkarussunnah.
Pada masa selanjutnya, inkarussunnah terus berkembang dalam berbagai bentuk sampai hari ini.Berdasarkan informasi dari kitab Al Furq Baina al Biraq karangan Abd al Qadir al Baghdadi, Mustafa al Siba’i, berkesimpulan bahwa kaum khawarij termasuk kelompok inkarussunnah. Khawarij berpendapat bahwa hadist-hadist yang diriwayatkan oleh para sahabat sebelum terjadinya pergolakan antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah, diterima sebagai dalil dalam hadis yang mereka (sahabat) riwayatkan tidak dapat diterima. Menurut M.M Azhami, pernyataan Al Siba’i perlu dilacakkembali berbagai informasi lain yang mendukung data yang menyatakan bahwa khawarij dapat dikatakan dengan inkarussunnah.
Pernyataan M.M azhami sangat beralasan, yang disebabkan oleh berbagai pergolakan yang terjadi pada zamannya telah menyebabkan kitab-kitab yang ditulis oleh kaum khawarij sudah punah bersamaan dengan hilangnya kelompok ini dari percaturan politik.
Mu’tazilah juga disebut-sebut sebagai kelompok yang menolak sunnah. Muhammad al Khudaribek, berpendapat bahwa mu’tazilah memang menolak sunnah. Pendapat ini berdasarkan terjadinya diskusi antar syafi’i (w.204 H) dengan kelompok yang mengingkari sunnah tersebut. Sedangkan di Iran pada waktu itu di Basrah dan Irak adalah mu’tazilah.
Dalam kitabnya Al Syafi’i memang menuturkan tentang terjadinya dialog dengan orang yang menolak, namun ia tidak menjelaskan siapa orang yang menolak sunnah tersebut. Dalam sejarah pemikiran islam ditemukan bahwa ada ulama mu’tazilah yang menolak sunnah, diantaranya : Abu ishaq Ibrahim bin sayyar yang popular dengan sebutan al nadzdzam (w.223 H). ia mengingkari kemukjizatan alquran dari susunan bahasanya, mengingkari mukjizat Nabi Muhammad SAW dan sekaligus mengingkari hadits yang katanya tidak dapat memberikan pengertian yang pasti untuk dijadikan sebagai sumber syari’at islam.
Dari beberapa pendapat mengatakan bahwa aliran ingkar sunnah ini selalu konformis dengan peredaran masa sampai abad 20, yang lebih dikenal sebagai abad modern. Kapankah aliran ingkar sunnah modern menampakkan dirimu? M.M Azami menjelaskan bahwa ingkar sunnah modern lahir di kairo, Mesir pada masa Muhammad Abduh(w. 1323 H). sebagai pernyataan konkritnya adalah bahwa Muhammad Abduh dengan kemoderen yang sering membius umat, sehingga mereka pun larut dalam ingkar sunnah itu sendiri.

2.      Argumentasi Inkarussunnah
Untuk menebarkan paham-paham ingkar sunnah ini, maka mereka perlu mempunyai alasan-alasan yang mungkin dapat dipahami oleh umat islam. Inkarussunnah sebagai paham atau aliran, baik pada masa awal maupun yang muncul pada sekarang ini memiliki argumen untuk dijadikan pegangandan pembedaan terhadap kelompoknya. Tanpa mempunyai argumentasi yang jelas dan dikemas secara baik, tentu pemikiran-pemikirannya tersebut menjadi tidak signifikan.Untuk mengetahui argumentasi mereka tersebut, maka penulis mencoba menyangkal beberapa argumen yang diapungkan serta anggapan ulama hadist terhadap argumentasi mereka tersebut.
a.       Agama harus didasarkan pada dalil qath’i
Pengingkar sunnah berpendapat bahwa agama islam haruslah berlandaskan diatas pondasi yang kuat dan pasti. Argumen pengingkar sunnah ini sudah sangat popular dan telah banyak pula disanggah oleh para ulama, baik pada masa klasik maupun modern.
b.      Alquran sudah lengkap
Pengingkar sunnah pada masa modern seperti Taufiq Shidqi dan Abu Rayyah berpendapat bahwa alquran sudah  membahas seluruh masalah yang dihadapi manusia. Oleh karena itu, islam tidak memerlukan hadits lagi.Alquran merupakan penjelas terhadap sesuatu.
c.       Interval waktu penulisan hadits
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Rasyid Rayyah dan lainnya, bahwa hadist tidak pernah ditulis pada masa Nabi Muhammad SAW.bahkan ada diantara mereka yang membakar naskah-naskah hadits yang telah terlanjur ditulis.
Pengingkar sunnah tidak mengadakan penelitian yang jeli tentang sejarah perkembangan hadits Rasulullah SAW.
Berdasarkan argumen-argumen yang diajukan oleh para pengingkar sunnah dan dibandingkan pula dengan tanggapan yang disampaikan oleh para ahli hadits. Umat islam tidak boleh membiarkan aliran-aliran tersebut berkembang tanpa adanya usaha yang maksimal dari umat islam.

3.      Bantahan Ulama
Imam syafi’i telah mengeluarkan argumentasinya dalam membantah argumentasi inkarussunnah. Adapun argumen bantahan tersebut sebagai berikut :
a.       Bantahan terhadap argumen secara umum
Banyak ayat alquran yang memerintahkan agar umat islam selalu patuh pada ajaran Rasulullah.
Ø  Berkenaan dengan argumen anggota kelompok ingkar sunnah yang menyatakan bahwa dengan menguasai bahasa arab dengan baik, sudah dapat memahami isi kandungan alquran dengan baik pula tanpa bantuan keterangan dari sunnah.
Ø  Mengetahui argument yang menyatakan bahwa alquran tidakn memerlukan hadits Rasulullah lagi dengan dalil bahwa alquran adalah penjelas bagi segala sesuatu. Hal tersebut tidak benar, karena diantara penjelasan alquran ada yang masih bersifat global atau hak-hak pokok, seperti perintah wajib shalat, wajib zakat dan sebagainya.
Ø  Bantahan Al Syafi’i terhadap argument mereka yang menyatakan bahwa Al sunnah itu zhanni, dapat dilihat dalam bantahan beliau terhadap mereka yang ingkar kepada hadits ahad.
b.      Bantahan Al Syafi’i terhadap argumen yang ingkar terhadap hadits ahad
Ø  Para pengingkar sunnah tidak konsisten dengan argumennya, disatu sisi mereka tidak menerima kehujjahan hadits ahad dengan alasan nilainya zhanni. Bahkan tingkat kebenarannya dapat dikatan dibawah hadits ahad (yang maqbul). Karena persyaratan yang dituntut terhadap periwayat hadits jauh lebih ketat daripada persyaratan yang dituntut terhadap seseorang untuk dapat diterima kesaksiannya.
Ø  Dasar-dasar kehujjahan hadits ahad dapat ditemukan dalam banyak ayat alquran.
Ø  Rasulullah sering mengirim utusannya ke berbagai daerah dengan tugas menyampaikan pesan-pesan agama untuk menyeru orang-orang agar masuk islam.
Ø  Para sahabat, ulama, dan generasi selanjutnya senantiasa berpegang dengan hadits ahad dalam menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi dan meninggalkan hasil ijtihad mereka jika ternyata tidak sejalan dengan hadits yang disampaikan pada mereka, sekalipun melalui jalur ahad.

C.     Inkarussunnah di Indonesia
Tidak diketahui dengan pasti kapan munculnnya paham ingkar al sunnah ini. Meskipun demikian, dipenghjung abad ke II atau diawal abad ke III H, sebagaimana diinformasikan oleh Imam Syafi’i dalam kitabnya Al Umm. Para penganut paham ingkar sunnah ini telah menampakkan diri sebagai argument untuk mendukung paham dan pendirian mereka. Yakni menolak eksistensi dan otoritas hadits atau sunnah sebagai sumber ajaran agama yang wajib dipegangi dan diamalkan.
Diantara tokoh ingkar sunnah abad modern yang terkenal adalah Taufiq Shidqi di mesir (w.1920 M), dengan lantang ia mengumandangkan bahwa sumber ajaran agama islam satu-satunya hanyalah alquran. Ghulam Ahmad Parvez di India (lahir 1920 M). iamerupakan pengikut setia Taufik Shidqi dan menyuarakan kembali apa yang sebelumnya dikumandangkan oleh Taufiq Shidqi.
Rasyad khalifah, kelahiran Mesir kemudian hijrah ke Amerika dan menjadi warga Negara Amerika. Khalifah lebih lantang lagi, bahwa hadits atau sunnah tersebut adalah bikinan iblis yang dibisikkannya kepada Muhammad SAW.
Kasim Ahmad di Malaysia, mengaku sebagai pengagum Rasyad khalifah. Ia menyeru umat islam agar meninggalkan hadits rasul dan mempropagandakan bahwa haditslah sumber petaka yang memecah dan membawa kemunduran bagi umat islam.
Paham ingkar al sunnah ini pernah menyusup ke tengah masyarakat (umat islam) di Indonesia, tercatat sebagai penyebarannya antara lain : Abdul rahman, Moh. Irham, Sutarto dan Lukman saad.
Gerakan kelompok penganut paham ini pernah meresahkan masyarakat dan menimbulkan banyak reaksi, hingga akhirnya oleh pemerintah RI, melalui kejaksaan agung dinyatakan sebagai aliran atau paham sesat dan dinyatakan terlarang di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Meskipun demikian, tidak berarti aliran atau paham ingkar al sunnah ini hengkang dari Indonesia. Tak terkecuali di Sumatera Barat, penganut paham ingkar al sunnah ini tetap saja masih ada dan aktif menyebabkan paham yang dianutnya, salah satu diantaranya adalah Dalimi Lubis di padang panjang, kota yang dijuluki dengan kota “serambi mekah”.
Untuk meluruskan kembali pemahaman keagamaannya, Dalimi lubis telah dinasehati oleh pemuka agama di padang panjang. Demikian juga secara kelembagaan, pihak kantor departemen agama kodya padang panjang, kanwil departemen agama sumatera barat, bahkan Majelis Ulama Indonesia dati IIdan dati I profinsi sumatera barat, dengan berbagai cara telah berupaya menyadarkan yang bersangkutan dari kekeliruan pandangannya terhadap hadits atau sunnah rasul. Namun yang bersangkutan tetap dengan pendiriannya, bahkan semakin berupaya mencari dalil dan argumentasi untuk lebih memperkokoh pandangan yang dianutnya tersebut. Untuk itu Dalimi lubis telah menyiapkan naskah buku yang akan dicetak dan dipublikasikannya dengan judul “mempertanyakan eksistensi hadits atau sunnah dalam ajaran islam”.



a.       Penolakan Dalimi lubis terhadap konsep para ulama
Sunnah rasul menurut Dalimi, bila dikaitkan dengan ayat-ayat yang mengandung kata hadits, tidak lain adalah hadits yang disampaikan oleh seorang rasul sesuai dengan tugas yang diembannya (menyampaikan wahyu) yang kepada Muhammad SAW diwajibkan menyampaikan alquran. Jadi, yang dimaksud dengan hadits rasul itu tidak lain adalah ayat-ayat alquran itu sendiri, karena alquran itu adalah rasul yang mulia.
Dalam bukunya alam barzah, Dalimi lubis mengakui juga bahwa semua yang datang dari Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan atau diamnya, maupun berupa riwayat hidupnya yang disampaikan secara lisan maupun tulisan didalam buku-buku hadits dan sejarah serta tulisan-tulisan yang menyangkut berita dari beliau dapat disebut hadits. Namun yang dewmikian itu bukan hadits yang benar, karena hadits rasul menurut pengertian ulama seperti hadits-hadits yang datang dari Abu hurairah, Mu’az ibn jabal, Ibn Abbas, Aisyah dan lain-lain, semua itu menurut Dalimi tidak ada hubungannya dengan hadits Rasul sebenarnya, hanya sekedar rekayasa mereka (para ulama).

b.      Tugas Rasul hanya menyampaikan wahyu (alqur’an)
Menurut Dalimi lubis, umat islam harus bisa membedakan fungsi Muhammad SAW. yang disatu pihak lain beliau adalah Rasul utrusan Allah, dan di pihak lain beliau adalah manusia biasa dengan berbagai aktifitas dalam kehidupannya.
Dalam posisi beliau sebagai Rasul, tugas beliau hanyalah menyampaikan ayat-ayat Allah.Hal ini didasarkan pada QS. Al maidah: 99
مَّا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ ﴿٩٩﴾

“Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan”


Demikian juga QS.An najm: 3 dan 4
وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ ﴿٣﴾ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ ﴿٤﴾
“dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),”

Menurut Dalimi, tiada lain yang diucapkan Rasul yang dimaksud ayat diatas hanyalah wahyu yang diturunkan melalui malaikat jibril kedalam qalbu beliau. Oleh Karena itu, tiada sesuatu ajaranpun yang diberikan Rasul secara tekstual selain alqur’an, tegas Dalimi.Bila ayat-ayat alqur’an itu sudah beliau sampaikan seutuhnya, berarti sudah selesailah tugas Rasul.

c.       Alqur’an telah lengkap lagi sempurna
Diantara pokok-pokok pikiran Dalimi lubis untuk menolak kehujjahan hadits sebagai sumber ajaran agama (islam) ialah bahwa alqur’an menurut pandangannya adalah sumber ajaran agama yang lengkap lagi sempurna, sehingga tidak diperlukan lagi ada sumber ajaran agama selain alqur’an.
Bagi siapa yang memegang sumber ajaran agama selain alqur’an, maka orang itu berarti telah menambah sumber ajaran agama. Ditegaskan oleh Dalimi bahwa segala bentuk tambahan atau bantuan terhadap alqur’an dianggap sebagai parasit yang membahayakan keimanan alias membawa kemusyrikan, apakah itu berupa hadits atau sunnah, ijma’, dan qyas.
Kedudukan alqur’an menurut Dalimi adalah sebagai satu-satunya sumber hukum dalam islam. Hal ini didasarkan Dalimi pada QS.al an’am: 57
قُلْ إِنِّي عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّي وَكَذَّبْتُم بِهِ ۚ مَا عِندِي مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِ ۚ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ يَقُصُّ الْحَقَّ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الْفَاصِلِينَ ﴿٥٧﴾


“Katakanlah: "Sesungguhnya aku (berada) di atas hujjah yang nyata (Al Qur'an) dari Tuhanku sedang kamu mendustakannya. Bukanlah wewenangku (untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik”

d.      Rasulullah sendiri melarang umatnya menjadikan hadits-hadits beliau sebagai sumber ajaran agama disamping alqur’an.
Dengan melihatkan riwaya-riwayat yang menerangkan bahwa Rasulullah melarang sahabat menuliskan hadits-hadits beliau, diantaranya riwayat imam muslim yang artijnya :“janganlah kamu tuliskan apa-apa yang dari padaku, dan siapa-siapa yang dari padaku, hal mana tidak menjadi suatu dosa. Dan siapa-siapa yang melakukan kedustaan terhadapku dengan sengaja, hendaklah dia menempati tempatnya dari pada neraka”
Dalimi lubis menyimpulkan bahwa, pelarangan mencatat hadits tersebut adalah benar dengan maksud sebagai usaha preventif agar umat jangan menjadikan hadits-hadits itu sebagai sumber hukum tambahan dari alquran.



KESIMPULAN

             Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa inkarussunnah adalah orang yang tidak mengakui atau menolak menjadikan sunnah Rasulullah SAW sebagai rujukan dalam beribadah. Dan hanya alquran sebagai pegangan dalam melakukan kegiatan keagamaan. Dan inkarussunnah secara global bukan berarti mengingkari sunnah secara keseluruhan, tetapi juga sebagiannya, atau kelompok yang mengingkari seluruh sunnah dan kelompok yang mengingkari sunnah ahad dan menerima sunnah mutawatir.




DAFTAR PUSTAKA


Hakim, Luqmanul, Inkarussunnah Periode Klasik, (Jakarta; Hayfa Press, 2004)

Zainimal, Ulumul Hadits, (The Minangkabau Foundation, Padang, 2005)

1 komentar:

  1. Slots on Wheels | The JTA Hub
    How do slots work? You 김제 출장안마 will find a list 여주 출장마사지 of all 하남 출장마사지 slots in 경기도 출장마사지 one place. You'll find that all of these slots 안양 출장마사지 have a jackpot prize of 5,000x your bet. The jackpot

    BalasHapus

Blogger templates